Sabtu, 31 Agustus 2013

HADIST NABI MUHAMMAD TENTANG SRIWIJAYA, SAMUDERA PASAI, DAN ORANG MELAYU.

Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah menyuruh para sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra, yang akan terjadi tidak lama lagi di kemudian hari.
“…Pada zaman Nabi Muhammad Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat yang maha mulia itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda baginda Nabi: “Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami suruh engkau (menyediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu“….
Kaum sejarawan Melayu memperkirakan negeri samudra yang dimaksud adalah Kerajaan Samudra Pasai (Sumber : Nama Sumatra Telah Dikenal Sejak Zaman Rasulullah,Kedatangan Islam dan Penyebarannya di Indonesia), namun pendapat ini bukan tidak ada kelemahan, hal ini dikarenakan Kerajaan Samudra Pasai baru muncul 600 tahun setelah wafatnya Rasulullah.
Muncul dugaan negeri yang dimaksud adalah sebuah negeri maritim yang dikelilingi samudra,yang mencapai masa ke-emasan sekitar 50 tahun setelah wafatnya beliau, yang dikenal dengan nama Sriwijaya.
Sriwijaya dan Dakwah Islam
Terlepas apakah memiliki hubungan dengan keberadaan  Hadis Rasulullah maupun tidak, Nusantara (yang merupakan daerah dikelilingi Samudra), telah  dijadikan lahan  dakwah, di masa ketika Rasulullah masih hidup.
Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya nisan  Syeikh Rukunuddin di Barus (Fansur), yang diperkirakan merupakan salah seorang sahabat Rasulullah.
Dan ketika negeri maritim, (Sriwijaya) muncul, dakwah Islamiyah semakin di-intensifkan lagi. Salah satu bukti tertulis, adalah ditemukannya surat, yang berisikan korespodensi antaraRaja Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pada sekitar tahun 100H (Sumber : Sriwijaya Pintu Masuk Islam ke Nusantara).
Palembang, Kota Darussalam
Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwapusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking(terletak di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan).
Di dalam sejarahnya, Palembang banyak melahirkan Ulama dan Para Wali ALLAH. Telah sama kita pahami, saat berdiri Kerajaan Demak (Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa), yang menjadi sultan pertama adalah putera kelahiran Palembang, yang bernama Raden Fatah (Sumber : Palembang dari nama Cina, menjadi negeri Darussalam).
Selain itu Palembang merupakan daerah yang untuk pertama kalinya diterapkan undang-undang tertulis yang berlandaskan syariat Islam bagi masyarakat Nusantara. Hal tersebut sebagaimana tercantum di dalam kitab Simbur Cahaya, yang disusun oleh Ratu Sinuhun (Sumber : Ratu Sinuhun, Feminis Nusantara dari abad ke-17M).
Di sekitar Palembang, pada sekitar tahun 1650 M (1072 H), di pelopori Syech Nurqodim al Baharudin (Puyang Awak), pernah berkumpul sekitar 50 alim ulama dari berbagai daerah, seperti dari Kerajaan Mataram Islam, Pagaruyung, Malaka dan lain sebagainya, yang menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya memunculkan perluasan dakwah Islam di Nusantara (Sumber : Mengapa Nederland disebut Belanda).
Dan di daerah ini juga melahirkan seorang ulama terkemuka Syech Abdul Shomad Al Palimbani (1704-1789), yang merupakan Ulama Melayu yang paling menonjol di abad ke-18M.
Melalui karyanya fi Fadha’il Al-Jihad, telah menjadi sumber utama berbagai karya tentang jihad dalam Perang Aceh, selain itu beliau juga diketahui menulis beberapa surat, kepada Para Penguasa di Nusantara, untuk melakukan perang suci terhadap kaum kolonial. (Sumber : Abdus Samad al-Palimbani).
Dan daftar nama akan semakin panjang, apabila Para Ulama dan Wali ALLAH yang berasal dari wilayah lain (di luar Palembang Darussalam) di-ikut sertakan, seperti : Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaka dan lain sebagai-nya (yang dahulunya juga termasuk di dalam Kedatuan Sriwijaya).
Mungkinkah Negeri Samudra, yang dimaksud Rasulullah adalah Sriwijaya, yang berpusat di sekitar Sungai Musi ?

Catatan :
1. Ahli Sejarah, biasanya meng-informasikan…
- Rasulullah wafat, sekitar tahun 632 M
- Sriwijaya berdiri, sekitar tahun 500 M s.d 670 M, 
- Samudra Pasai berdiri, sekitar tahun 1267 M
Sriwijaya yang usianya 600 tahun lebih tua daripada Samudra Pasai, logisnya tentu lebih dahulu memeluk Islam…
Untuk sama dipahami, di wilayah Aceh sebelum Kerajaan Samudra Pasai, kita mengenal keberadaan Kerajaan Jeumpa, dan dipesisir Barat pulau Sumatera, kita mengenal Kota Pelabuhan Barus
Kemungkinan wilayah Jeumpa, Barus dan Sriwijaya merupakan negeri-negeri awal masuknya Islam di Nusantara (silahkan kunjungi : Misteri Pemeluk Islam Pertama di Nusantara)…
Akan tetapi, dari ketiga negeri ini, yang dikenal memiliki wilayah yang cukup luas dan disebut sebagai Nagara Maritim (Samudra) terbesar adalah Kerajaan Sriwijaya
2. Kemaharajaan Sriwijaya telah ada sejak 671 M sesuai dengan catatan I Tsing, sementara dari Prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 M diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa.
Diperkirakan pada sekitar tahun 500 M, akar cikal bakal Kerajaan Sriwijaya sudah mulai berkembang di sekitar wilayah Bukit Siguntang.
Dan masa ke-emasan Sriwijaya, sebagai negara maritim terbesar di Asia Tenggara, terjadi pada abad ke-9 M. Pada masa itu, Sriwijaya telah menguasai di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.
Sriwijaya juga men-dominasi Selat Malaka dan Selat Sunda, yang menjadikan-nya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal.

Kamis, 29 Agustus 2013

INDONESIA - MALAYSIA PELOPOR KEBANGKITAN DUNIA ISLAM

 
"Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling hampir tempat duduknya ialah ketua (pemimpin) yang adil, dan orang yang paling dibenci oleh Allah pada hari kiamat dan baginya azab yang paling pedih ialah ketua (pemimpin) yang zalim". (Hadis riwayat Imam Ahmad)

Selain mengatakan bahwa Islam akan kembali gemilang di akhir zaman, Rasulullah SAW juga mengisyaratkan juga bahwa kebangkitan itu akan bermula dari Timur. Banyak hadis-hadis mengenai hal ini di antaranya : Telah mengeluarkan Tabrani dalam Al Ausat, dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW telah mengambil tangan Ali dan bersabda : “Akan keluar dari sulbi ini pemuda yag memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Pemuda dari Bani Tamim itu, dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang bendera Al Mahdi”. (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti).

Dalam dunia Islam ada dua Timur, yaitu Timur Tengah dan Timur jauh (Asia Tenggara). Bila diukur dari segi peluang, kewibawaan dan pengamalan Islam, Timur jauh mengatasi Timur Tengah. Besar kemungkinan Timur yang dimaksud dalam hadist adalah Timur jauh (Asia Tenggara). Di Timur jauh satu bangsa yang menonjol pengamalan Islamnya dan belum pernah menjadi empire dunia adalah bangsa Melayu yang meliputi terutama Indonesia dan Malaysia, selain Brunei, Selatan Thai, dan Mindanao. Tahap kebangkitan dan pengamalan Islam di Indonesia dan Malaysia melebihi bangsa lain di Timur Tengah seperti Turki, Saudi, Mesir, Siria, Jordan, Irak, Iran dan sebagainya. Ditinjau dari sudut ini bangsa Melayu sudah mempunyai sifat asas untuk mulai mewarisi dunia Islam yaitu : beramal soleh.

Beberapa tokoh dan penulis dunia diantaranya : Malik bin Nabi (penulis Perancis), Dr. Abdus Sallam Harras (Univ. Qarawiyyun Maroko), Judith Nagata (penulis Amerika), Mahmud Bajahji (mantan PM Irak) juga meyakini bahwa kebangkitan Islam akan bermula dari Asia Tenggara, dengan tulang punggungnya Indonesia dan Malaysia.

Peningkatan pengamalan Islam terutama di kalangan pemuda dan intelektual Indonesia dan Malysia cukup merisaukan barat. Dalam laporan (bertanggal 27-5-1998) yang ditulis oleh beberapa senator Perancis yang berkunjung ke Indonesia, terlihat betapa barat khawatir terhadap meningkatnya pengamalan Islam terutama oleh kalangan pemuda, mahasiswa dan intelektual. Mereka juga menyoroti meningkatnya muslimah Indonesia yang berjilbab, meningkatnya jumlah orang yang pergi haji sehingga harus diberi kuota, meningkatnya jumlah orang yang komit terhadap Islam dalam pemerintahan dan parlemen dll. Dalam laporan tersebut mereka mengkhawatirkan 2 hal yaitu Indonesia akan menjadi Republik Islam atau akan menjadi salah satu pusat fondamentalis dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan tabloid Siar, mantan Presiden Suharto mengatakan bahwa dirinya ‘dilengserkan’ oleh sebuah konspirasi nasional dan internasional yang tidak suka melihat Islam di Indonesia maju dan diamalkan rakyatnya. Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, pengamalan Islam oleh kaum muslim yang semakin meningkat dan tingkat pertumbuhan ekonomi (sebelum 1998) yang tinggi, Indonesia di bawah kepemimpinan HM Suharto merupakan ancaman potensial bagi barat. Apalagi HM Suharto mulai dianggap orang sebagi tokoh Islam dunia yang membela kepentingan Islam diantaranya membela muslim Bosnia dengan membangun masjid HM Suharto, dan mencetuskan D-8 sebagai wadah kerjasama negara-negara Islam Besar dunia (tabloid Damai no. 15 1999). Maka di susunlah suatu strategi untuk menghambat kemajuan Islam di Indonesia bahkan kalau mungkin menghancurkannya. Hasil dari strategi ini dapat kita lihat sekarang ini di Indonesia di mana semua aspek kehidupan belum lagi berjalan dengan baik. Rakyat belum merasa aman, kemiskinan semakin membesar, perekonomian hancur, walaupun sekarang mulai agak membaik.
Di antara modal utama Asia tenggara khsusunya Indonesia dan Malaysia untuk menjadi tapak kebangkitan Islam dunia adalah

1. Rakyat yang beriman dan bertaqwa
Ini adalah faktor utama. Seperti bangsa Arab dan Turki yang pernah membangun empire dengan kekuatan iman dan taqwa, bangsa Melayu juga akan menempa sejarah dengan kekuatan tersebut. Syiar dan pengamalan Islam di kalangan bangsa Melayu telah diakui oleh banyak pihak, baik umat Islam bangsa lain taupun umat selain Islam.
Meningkatnya pengamalan islam dalam jiwa bangsa Melayu ini adalah lahir dari jiwa yang bertaqwa, seprti firman Allah dalam Al Qur’an :
“Barang siapa yang melahirkan syiar itu dari hati yang bertaqwa” QS Al Haj 32.
Begitu juga dengan cara hidup mengikut sunnah,s emakin hari semakin mendapat tempat di hati rakyat. Keinginan kepada Islam datang dari rakyat dengan penuh kesadaran dan penghayatan hasil dari dakwah dan tarbiyah yang diperjuangkan dengan lemah lembut, lunak, berhikmah, serta meyakinkan. Bukan dilobi dengan rasa marah dan semangat yang tidak menentu.
Arus kebangkitan rakyat yang menginginkan Islam ini demikian hebat, sehingga menyebabkan seluruh peringkat masyarakat tunduk kepada islam secara sukarela. Terbentuklah sistem asuransi, jual beli, perbankan, universitas dan berbagai institusi pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, kesehatan dll secara islam. Riba, judi, pemameran aurat, pergaulan bebas dan lain-lain kemungkaran semakin mendapat tantangan dan ditinggalkan.

2. Jama’ah Islam yang bercita-cita besar
Di Asia tenggara khususnya Indonesia dan malaysia banyak jamaah dan kelompok dakwah Islam pimpinan Melayu yang bercita-cita besar, dan telah memulai ketrja-kerja yang bertaraf internasional untuk merealisasikan cita-cita mereka. Dengan pendekatan dakwah dan tarbiyah, jamaah Islam dari Timur itu bergerak ke seleuruh dunia tanpa mengenal batas politik, geografi, bangsa dan negara.
Gerakan dakwah yang bersifat universal dan global mempunyai wawasan yang lebih luas. Tidak seperti partai politik yang membatasakan perjuangannya hanya untuk menguasai sebuah negara, kelompok nasionalis yang memperjuangkan kepentingan suatu bangsa, atau bisnismen yang mencari keuntungan materi.
Cita-cita besar jamaah dakwah Islamiah ialah mengislamkan dunia dengan menelusuri hadist Rasulullah SAW. Mereka sedang bekerja keras untuk merealisasikan janji Allah tsb, sebagaimana para pejuang islam dahulu menagih janji Allah. Abu Ayub Al Anshari sanggup mati untuk membuktikan hadist Rasulullah bahwa Konstantinopel (Istambul) yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Romawi, akan jatuh ke tangan Islam. Perjuangan membuktikan janji Rasulullah tentang jatuhnya Konstantinopel ke tangan Islam ini dilanjutkan terus oleh para pejuang islam sampailah kota tersebut benar-benar jatuh di tangan Muhammad Al Fateh. Cita-cita besar inilah yang sedang memebara dalam jamaah islam di Timur itu. Ingin membuktikan sabda Rasulullah SAW bahwa Islam akan gemilang kembali di akhir zaman dan bermula dari Timur.

3.Pemimpin islam yang berwibawa
Kewibawaan pemimpin Islam Melayu bukan saja diakui dan disegani di Asia tenggara, tetapi juga telah diakui oleh banyak orang di luar Asia Tenggara. Walaupun musuh-musuhnya semakin benci, tetapi penerimaan dari orang-orang yang cinta ekbenaran di seluruh dunia semakin meningkat. Kewibawaan dan penerimaan ini bukan karena harta, kuasa atau kepentingan duniawi, tetapi karena akhlak, ketabahan, keberanian, kasih sayang, fikrah dan uslub perjuangannya demikian menonjol.
Kini pemimpin islam melayu bukan saja mendapat kepercayaan, keyakinan dan harapan dari orang Melayu, tetapi juga umat islam di negara-negara lainnya seperti China, Uzbekistan, Turki, Pakistan, Timur Tengah dan Eropa. Majelis perbincangan dan mudzakarah dengan para pemimpin dan tokoh masyarakat setempat telah seringkali dilakukan. “Islam akan bangkit dari tempat kamu”, kata Dr. Abdul sallam Harras, dosen senior di jamiah Qarawiyyun (Universitas Islam tertua di dunia, dibangun 200 tahun sebelum Al Azhar di Kairo). “Imam dari Timur…”, kata mahasiswa Universitas tashken, Uzbekistan.

4. Fikrah (minda) yang global
Fikrah pemimpin islam Melayu yang mempunyai tafsiran terkini dalam memahami dan mengamalkan Islam serta menerapkan kaedah-kaedah perjuangan sudah diakui dan terbukti keunggulannya. Kalau dulu pejuang islam hanya mengambil kaedah Hassan Al banna, Sayyid Qutb, Maududi dll., kini sudah banyak yang mengambil kaedah perjuangan dan fikrah dari pemimpin Islam Melayu tersebut, baik secara sadar ataupun tidak disadari. Industri pemikiran Islam pemimpin Islam Melayu sudah beredar di berbagai belahan dunia, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga mencakup Timur Tengah, Uzbekistan dan Eropa. Islam yang diperjuangkan oleh bangsa melayu lebih lunak, berhikmah dan berkesan dari pada yang diperjuangkan oleh pejuang-pejuang Islam dari Timur Tengah dan belahan bumi lainnya.

5. Asas peradaban yang kukuh
Jamaah Islamiah pimpinan Melayu juga sudah membangun asas kemajuan material yang syumul dan mencakup segala spek kehidupan manusia. Di masa yang akan datang potensi masyarakat untuk hidup secara Islami sangat cerah. Peradaban yang dibangun di atas pembangunan insan di tingkat jamaah (thoifah) sudah sangat kukuh dan sistem-sistem hidup Islam yang dibangunkan dalam jamaah tersebut hanya menunggu waktu saja untuk berkembang ke peringkat daulah (negara) dan ummah (empire). Bagaikan benih-benih yang subur, suatu model kehidupan yang Islami dalam segala aspek kehidupan sudah tersedia untuk dicontoh oleh masyarakat dunia. Sistem kebudayaan, pendidikan, dakwah, ekonomi Islam dll, yang diperjuangkan oleh jamaah islam dari melayu (Asia tenggara) tersebut mendapat tempat di Uzbekistan, negara-negara barat, Timur Tengah, Turki, Pakistan dll.
Sistem hidup dan uslub membangunkan umat islam ini sudah diakui oleh kalangan cendikiawan. Berpuluh-puluh sarjana, magister dan doktor dari universitas-universitas ternama di Asia tenggara dan Eropa (Sorbone, Oxford … dll) telah dihasilkan dengan menyiapkan tesis tentang sistem hidup islam dan uslub perjuangan jamaah ini. Seorang penguji doktor dari Universitas Oxford, Prof. Kent, ketika menguji sebuah disertasi tentang sistem sosial ekonomi jamaah tersebut, mengatakan bahwa “mereka akan membuat suatu revolusi sosial tidak lama lagi”.

6. Pejuang-pejuang Islam yang gigih
Rakyat melayu bukanlah rakyat yang malas seperti yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini. Hal ini sengaja dibuat oleh penjajah dulu untuk meracun semangat perjuangan dan jihad orang melayu. Sejarah telah membuktikan bagaimana rajin dan gagah beraninya pejuangpejuang melayu dalam menegakkan kebenaran dan mengusir penjajah. Kalau dulu kegigihan pejuang-pejuang melayu itu dibentuk oleh tantangan-tantangan external, sekarang sifat itu disuburkan oleh faktor internal yaitu pembinaan roh islamiah.
Ternyata pejuang-pejuang islam Melayu telah dididik dan dilatih serta dihadapkan dengan berbagai suasana, ujian dan kerja-kerja yang memerlukan jiwa, ruh dan fisik yang kuat serta gigih. Dai-dai Melayu telah menjadi pembuka dakwah islam di negara-negara islam ex. Uni Soviet : Uzbekistan, Kazakhastan dan Turkmenistan. Perjalanan-perjalanan dakwah di berbagai negara tersebut telah membuktikan betapa mubaligh Islam melayu memang kuat dan gigih berhadapan dengan cuaca, cara hidup, makan minum dan ragam manusia yang berbeda. Walaupuns ekarang ini adalah era perang fikiran bukan perang senjata, namun sifat kuat dan gigih ini tetap diperlukan untuk menyampaikan sistem dan cara hidup Islam ke seluruh pelosok dunia.

7. Sumber Alam yang kaya.
Negara-negara di Asia Tenggara adalah negara-negara yang kaya dengan sumber daya alam dan energi, baik yang ada di permukaan bumi berupa hutan, tanah yang subur, flora dan fauna yang beraneka ragam, maupun yang berada di dalam bumi yang berupa tambang-tambang minyak, gas bumi, emas dan berbagai jenis mineral lainnya. Begitu juga dengan kekayaan lautnya, baik yang berupa potensi perikanan maupun potensi pertambangan bawah laut. Di natuna misalnya telah ditemukan cadangan gas bumi terbesar di dunia. Kekayaan alam ini merupakan modal tambahan untuk memperjuangkan sistem hidup Islam ke seluruh dunia.

8. Jumlah penduduk yang banyak
Jumlah umat islam melayu yang ada di Asia tenggara lebih dari 200 juta oran. Jumlah ini lebih besar dari jumlah gabungan umat islam yang ada di seluruh negara-negara Arab. Ini merupakan jumlah besar yang mampu mencipta sejarah, dan sangat dikhawatirkan oleh barat. Gelombang kebangkitan Islam alam melayu kalau berhasil digerakkan dengan iman dan taqwa adalah satu gelombang dahsyat yang Insya Allah tidak akan mampu dihadapi oleh kekuatan dunia manapun. Baik dari segi pemikiran, cara hidup maupun kerohanian.

5. Pemuda Bani Tamim Pemimpin Kebangkitan Islam di Asia Tenggara
Mengenai kebangkitan Islam dan pemimpinnya dari Timur ini rasulullah telah memberi isyarat melalui banyak hadistnya diantaranya : Telah mengeluarkan Ibni Abi Syaibah dan Nu’aim bin Hammad dalam Al Fitan dan Ibnu Majah dan Abu Nu’aim dari Ibnu Mas’ud, katanya : “Ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba datang sekelompok anak-anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka kedua mata Rasulullah berlinang air mata dan wajah beliau berubah. Akupun bertanya : “Mengapakah kami melihat pada wajahmu, sesuatu yang kami tidak sukai?”. Beliau menjawab : “Kami Ahlul bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia, kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalanku kelak, sampai datangnya suatu kaum dari sebelah timur yang membawa bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan, tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan. Lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetepi mereka tidak menerimanya hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka walalupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dialah Al Mahdi.” (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)
Telah mengeluarkan Tabrani dalam Al Ausat, dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW telah mengambil tangan Ali dan bersabda : “Akan keluar dari sulbi ini pemuda yag memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Pemuda dari Bani Tamim itu, dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang bendera Al Mahdi”. (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti).
Kedua hadist di atas dapat ditafsirkan bahwa kebangkitan Islam di Timur dibangunkan oleh seorang Pemuda dari Bani Tamim. Bani tamim adalah salah satu cabang dari kabilah Quraisy. Pemuda inilah yang kan menyerahkan kekuasaan (panji-panji hitam) kepada Al Mahdi. Dengan kata lain perjuangannya dan perjuangan Al mahdi berkait erat dan sambung-menyambung.
Pemuda Bani tamim ibarat stop kontak (switch), sedangkan Imam Mahdi sebagai lampunya. Apabila stop kontak tidak ditekan, maka lampu tidak akan menyala. Artinya Imam Mahdi belum akan zahir bila Pemuda Bani Tamim belum membuat tapaknya.
Kalau diibaratkan membangun rumah, pemuda Bani Tamim adalah orang yang membangun pondasinya. Untuk membangun rumah yang kokoh, tentulah pondasi harus kuat. Imam Mahdi bertugas membangun rumah tersebut, melengkapinya dengan dinding, atap, pintu, jendela lantai dsb.
Mengingat besarnya peranan pemuda Bani Tamim sebagai perintis jalan Imam Mahdi, dan semakin dekatnya kegemilangan Islam tersebut, tentulah pemuda Bani Tamim itu sudah ada bahkan sudah hampir menyelesaikan pembangunan tapaknya. Tentulah ia berada di Timur (Asia tenggara?). Siapakah dia? Inilah yang harus kita cari jawabannya dan bila kita temukan maka wajib bagi kita bergabung dengannya serta ikut berperan serta dalam perjuangannya. Bersamanya Insya Allah kita akan mendapat keselamatan di dunia dan di akhirat.

Minggu, 04 Agustus 2013

KONFLIK SURIAH, STRATEGI ZIONIS DAN AMERIKA UNTUK MENGAMANKAN POSISI ISRAEL DI TIMUR TENGAH.



Penulis dan pengamat politik internasional Jerry D. Gray mengatakan Zionis selalu membuat distorsi berita dunia Islam dengan tujuan mengadu domba sesama umat Islam. Menurutnya “Dengan merebaknya distorsi atau pemutarbalikkan fakta berita dunia Islam, warga suatu negara bisa diadu domba misalnya dengan isu Sunni – syiah, hingga terjadi peperangan dan pertumpahan darah seperti di Suriah,”

Aktivis kemanusiaan MER-C Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, dalam makalahnya yang berjudul “Konflik Suriah dalam Rancangan Novus Ordo Seclorum”, juga mengemukakan pandangannya terkait Suriah. Menurutnya, untuk mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak lagi, maka harus ditentukan akar permasalahan konflik.


Acara diskusi terbuka itu bertema “Kenapa Suriah?”.  Dilaksanakan Rabu (26 Juni 2013) siang, tepatnya  pukul 14.0 di Auditorium Ar Rahim, Lt 12 Universitas YARSI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.  Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut: dr. Joserizal Jurnalis, SpOT (Mer-C), Jerry D Gray (penulis dan pengamat politik internasional), dan Drs M. Hamdan Basyar Msi, (peneliti LIPI).

Joserizal memaparkan, tujuan politik kemanusiaan adalah untuk mengurangi korban akibat perang dan konflik. Dalam kesempatan itu, Jose juga menjelaskan track record MER-C dalam politik kemanusiaan di Ambon tahun 1999 dan pembebasan sandera GAM, Ferry Santoso dan Ersa Siregar.

Jose mengutip data korban konflik Suriah dari PBB. Hingga akhir April 2013, korban yang tewas akibat konflik Suriah mencapai 92.900-100.000 jiwa. Jose juga menjabarkan akar permasalahan konflik Arab Spring, mulai dari Revolusi di Tunisia, Mesir, Libya dan Suriah. Lalu Kenapa Suriah? Begitu Jose bertanya.

Selanjutnya, Jose menjelaskan, tentang peta oposisi dan rezim Bashar Assad. Di pihak oposisi ada SNC (Syrian National Council), FSA (Free Syrian Army), dan FSA dilapangan dibantu oleh “foreign fighters”, yakni Al Qaeda, Al Nusra dan lain-lain. Kelompok Oposisi, kata Jose, juga dibantu oleh AS, NATO, Israel, Saudi, Qatar, dan Turki. Sedangkan Rezim Bashar Assad dibantu oleh SAA (Syrian Arab Army), Hizbullah, dan negara seperti Rusia, Cina dan Iran.



Awal pemicu konflik, dikatakan Jose, berawal pada 11 Maret 2011. Ketika itu terjadi demo di sebuah kota kecil bernama Daraa yang berada di dekat perbatasan Suriah-Yordania. Demo tersebut dilakukan dalam rangka memperjuangkan demokrasi yang kemudian diantisipasi oleh rezim dengan keras.

“Konflik lalu berkembang. Hingga timbul gerakan perlawanan senjata terhadap Bashar Assad. Dalam perjalanan waktu, demo yang damai berubah menjadi peperangan antara oposisi dan rezim,” ujar Jose.

Lalu kenapa Suriah? Inilah yang menjadi pertanyaan besar Joserizal. Menurutnya Suriah adalah: pertama, negara yang kuat secara militer dan intelijen. Kedua, Suriah selalu menunjukkan sikap perlawanan dengan Israel. Ketiga, alasan Arab Spring untuk Suriah adalah menegakkan demokrasi.

Bukti Suriah adalah negara yang kuat secara militer dan intelijen, kata Jose, tahun 1967 terjadi Perang Enam Hari dan tahun 1973 (perang Yom Kippur). Tahun 2011, komposisi militer suriah terdiri dari 304. 000 pasukan SAA, 450.000 pasukan cadangan.

Adapun alasan Arab Spring untuk Suriah, menurut Jose sebagai sesuatu yang aneh. Padahal Saudi dan Qatar tidak lebih demokratis dari Suriah, namun menjado pendukung kuat oposisi.
Sedangkan Suriah selalu menunjukkan sikap perlawanan dengan Israel. Buktinya, kata Jose, setelah Yom Kippur, Suriah komit membantu Hizbullah dalam memerangi Isarel. Tahun 2006, Hizbullah memenangkan peperangan dengan Israel.

Sejalan dengan itu, Penulis dan pengamat politik internasional Jerry D. Gray, yang juga mantan tentara Angkatan Udara AS yang pernah berdinas di Arab Saudi, mengatakan, adanya konflik di Suriah dan di negeri-negeri muslim lainnya memang sudah diprogram Amerika.

“Amerika, Inggris dan sekutunya memang sedang dan terus memerangi dan menghancurkan negeri-negeri muslimin, termasuk Suriah,” papar penulis buku Demokrasi Barbar ala AS dan Dosa-Dosa Media Amerika terhadap Umat Islam itu.

Menurutnya, sebenarnya musuh bersama umat Islam adalah Zionisme internasional, yang secara organisasi digerakkan oleh freemasonry dan iluminati.

“Dunia ini sudah dikuasai oleh Zionis, karena itu hanya dapat di lawan dengan persatuan muslimin sedunia,” tegas Jerry yang memiliki nama Islam Abdurrahman itu.

Ia yang masih mualaf dan terus ingin belajar Islam merasa malu dan sedih, mengapa sesama umat muslim, bahkan ada di antaranya yang satu keluarga, harus saling bunuh.

Menanggapi konflik di Suriah, pria Hawai kelahiran Jerman itu mengatakan, warga Suriah menjadi korban fitnah dan adu domba Amerika. Amerika menghendaki konflik berdarah di Suriah jangan sampai cepat selesai.

“Warga Amerika saja sudah tidak percaya dengan pemerintahannya yang selalu membuat kebijakan merugikan warganya, menjadikan banyak musuh, hingga mengakibatkan jutaan manusia meninggal,” ujarnya.

Untuk itu, ia menyerukan agar seluruh komponen umat Islam meningkatkan kesadaran beragama dan pentingnya menjalin persatuan dan kesatuan umat Islam.