Arca itu ditemukan di perkebunan kopi ini, dan sudah banyak mengalami kerusakan serta beberapa bagian banyak hilang dan rusak, seperti leher dan kepalanya.
Bentuk arca ini mirip seorang prajurit sedang duduk di atas balok kayu, dan menggunakan aksesoris kerajaan berupa selempang di bahu kiri, ikat pinggang, tombak dan kalung, termasuk gelang.
"Kalau melihat dari bentuknya bisa jadi arca yang baru di temukan di Dusun Cawang Baru, Kelurahan Muarasiban, Kecamatan Dempo Utara itu merupakan peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya, karena menggunakan tombak ukuran cukup besar, ukiran di tangan dan ada hiasan mirip prajurit," kata Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti.
Ia menilai, penemuan ini cukup luar biasa karena baru di Pagaralam ini ada arca menggunakan tombak ukuran cukup besar, lebih besar dibandingkan dengan yang sudah pernah ditemukan di Desa Gunung Megang, Kecamatan Pajarbulan, Kabupaten Lahat.
"Memang daerah Pagaralam dan Lahat, dahulunya merupakan penyangga Kerajaan Sriwijaya, sehingga wajar kalau arca tersebut mirip dengan prajurit," ujar dia pula.
Dia mengatakan, jika dilihat dari motif yang terdapat pada arca itu, diperkirakan sudah berumur sekitar 600 hingga 1.000 tahun.
"Pada masa itu sudah mengenal besi untuk melakukan pemahatan, termasuk membuat arca tersebut," kata dia lagi.
Dia menjelaskan pula bahwa motif arca itu juga menunjukkan merupakan peninggakan abad ke-10 hingga 14 Masehi, sedangkan Kerajaan Sriwijaya masuk Palembang sekitar abad ke-7 Masehi.
Namun, kata Kristantina, secara sekilas temuan itu diprediksi peninggalan Kerajaan Sriwijaya, karena bisa dilihat dari berbagai perlengkapan yang terdapat pada arca tersebut.
"Kita sudah memprogramkan penelitian berbagai temuan baru peninggalan megalitik di Kota Pagaralam, seperti arca, kubur batu, tapak tangan batu, prasasti dan sejumlah penemuan lainnya," kata dia.
Menurut dia, penelitian dan pendataan akan dilakukan Balai Arkeologi Palembang bekerjasama dengan BP3 Jambi di semua kecamatan yang telah ditemukan ratusan peninggalan megalitik dalam berbagai jenis, seperti batu datar, dolmen, tetralith, lumpang batu dan lesung batu di daerah Pagaralam.
"Kami sudah memprogramkan Juli 2012 melakukan penelitian terhadap megalit di Kota Pagaralam," ujar dia pula.
Petugas Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3 Jambi) wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Babel, Akhmad Rivai mengatakan, cukup banyak ditemukan megalit di daerah Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat, namun temuan arca terbanyak di daerah Pagaralam.
"Kita minta agar masyarakat dan pemerintah setempat tidak melakukan penggalian sendiri terhadap arca yang baru ditemukan tersebut, sebelum tim Balai Arkeologi dan BP3 Jambi melakukan penelitian," ujar dia.
Ia menyatakan bahwa langkah yang sudah dilakukan untuk menyelamatkan berbagai temuan peninggalan bersejarah tersebut adalah segera membebaskan lahannya, termasuk pemagaran lokasi situs dan menunjuk juru kunci untuk menjaga serta memeliharanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar