Senin, 24 Juni 2013

Penemuan Mata Tombak Naga Emas di Pagaralam




Lagi-lagi benda purbakala ditemukan di Pagaralam. Bila sebelumnya penemuan artefak berupa patung purbakala, kali ini mata tombak yang terbuat dari emas. Belum diketahui secara pasti benda itu berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya atau masa awal masuknya Islam ke Pagaralam.

Mata tombak emas ditemukan Diyanto (40), warga Kelurahan Tegur Wangi Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, Sumatera Selatan, lima hari lalu di kebun kopi miliknya.
Penemuan itu bermula ketika Diyanto membersihkan kebun kopinya. Cangkulnya mengenai benda keras. Setelah dicek, ternyata benda itu merupakan mata tombak berukir naga dan berwarna seperti emas.

Diyanto melaporkan hal tersebut ke pemerintah. Tak lama kemudian Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pagaralam, Sukaimi, mendatangi Diyanto di rumahnya, Minggu (01/04/2012), guna melakukan pendataan terhadap benda tersebut. 

Setelah melakukan pengecekan, Sukaimi memperkirakan benda tersebut peninggalan dari masa Kerajaan Sriwijaya. "Sepertinya benda tersebut merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Sriwijaya," katanya, Senin (02/04/2012).

Sukaimi mengirimkan data penemuan tersebut ke Badan Arkeologi Palembang. 

Sementara Kristantina Indriastuti dari Balai Arkeologi (Balar) Palembang, memperkirakan jika dilihat dari bentuk dan tanda-tanda benda purbakalanya, diduga benda tersebut berasal dari masa awal masuknya Islam masuk ke Pagaralam. 

"Ini hanya benda pusaka atau hiasan bukan buat berperang dan berburu. Namun guna memastikannya harus dilakukan penelitian terhadap benda tersebut," katanya.

Sedangkan Budayawan Erwan Suryanegara, menilai dapat saja benda tersebut berasal dari masa akhir Kerajaan Sriwijaya. "Kalau dari masa awal Islam itu diragukan, sebab memiliki rupa naga. Islam yang berkembang di Sumsel sendiri tidak membenarkan rupa makhluk hidup dalam hiasan atau simbol. Tapi dapat saja benda tersebut sebagai
hadiah dari Kerajaan Palembang yang Islam, yang mana masih terjadi percampuran ajaran Islam dengan ajaran agama sebelumnya atau tradisi Tionghoa. Memang sebaiknya dilakukan penelitian yang lebih jauh," katanya.

Erwan menjelaskan bahwa di masa Kerajaan Sriwijaya, kemungkinan besar Islam masuk ke Sumatera Selatan. Ini dibuktikan adanya surat dari seorang raja Palembang Sri Indrawarman kepada Khalifah Bani Umayah di akhir abad ke-8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar