Sabtu, 13 Juli 2013

FIDEL CASTRO DAN BUNG KARNO, SERTA REVOLUSI YANG BELUM SELESAI



Pada tahun 1960 Bung Karno diundang oleh sang Pemimpin Revolusi Fidel Castro ke Kuba. Ia dibawa ke Istana dan pada kesempatan khusus Fidel minta diajari konsep-konsep revolusi. “Tuan Sukarno, negara ini memiliki semangat tersendiri dalam mewujudkan perubahan, kami berdiri disini sendirian dikelilingi negara-negara perkebunan tinggalan Spanyol dan Portugal, kami juga berdekatan dengan rajanya Kapitalis dunia Amerika Serikat, tiap waktu kami berjaga agar jangan sampai rudal Amerika menimpa kota kami, dan kami terpaksa bersekutu dengan Sovjet Uni agar kami aman. Memang Mao meminta kami agar bersama-sama membangun persekutuan politik, tapi karena Sovjet Uni menolak bila Mao ikut campur maka kami terpaksa melepaskan Mao, walau itu menyakitinya. Padahal kami merasa kami harus mandiri, tidak bergantung kepada negara lain seperti negara Tuan, Indonesia...”


“Begini, Yang Mulia Castro..... Sebuah negara pertama-tama harus mandiri. Itu persyaratan terbesar sebuah revolusi. Ia tidak boleh bergantung kepada siapa-siapa, kekuatan dirinya sendiri yang menjadi ukuran. Sebuah negara harus memiliki kemandiriannya, karena kemandirian ia akan mendapatkan tiga hal : Kehormatan, Kemanusiaannya dan Kepandaiannya. Nah, untuk mencapai ini kita harus tegar menghadapi badai godaan. Saya sendiri akan melawan bila negara saya dikelilingi koloni-koloni yang kemudian akan berkembang sebagai sebuah ancaman”



Lalu Fidel bertanya lagi. “Jadi apa yang harus dilakukan Kuba”. Sukarno menjawab “Yang harus dilakukan adalah pertama-tama Yang Mulia harus menganalisa kekuatan modal yang mulia, apa yang bisa dijadikan alat untuk mandiri, lalu gunakan modal itu 100% untuk kesejahteraan umum. Bagi saya kesejahteraan umum itu sumber kebahagiaan rakyat, negara tidak boleh menjadi tempat bagi penggarong atas nama kapital, atas nama komoditi”

Ajaran Sukarno ini kemudian benar-benar dipegang Kuba. Setelah kunjungan Sukarno, Castro memerintahkan UU Kesejahteraan Umum. Rumah Sakit, Sekolah, Sarana Publik dibuat sebaik mungkin demi kesejahteraan rakyat banyak. Sampai saat ini fasilitas kesehatan publik Kuba merupakan yang terbaik sedunia, rakyat mendapatkan hak-hak kesehatannya. Sekolah didirikan dengan gratis dan dibiayai negara. Sarana Publik amatlah rapi.


Sementara di negarinya sendiri sang Proklamator Sukarno harus mati dikhianati oleh antek-antek Imperialisme para Tikus Rakus Pengkhianat bangsa, sehingga Beliau harus terkurung dalam kandang sempit yang tak layak bagi orang sebesar Beliau. Sukarno pun mati, semua ide-nya mati. Lalu di Indonesia terjadi penggarongan luar biasa, Freeport dirampok, Newmont dirampok, ladang-ladang gas bukan lagi untuk kesejahteraan umum, ladang-ladang minyak, lahan kelapa sawit. Semuanya digarong tanpa sedikitpun mengalir ke sarana kesejahteraan umum. Rakyat dibiarkan hidup secara minimal. Rakyat miskin mati rebutan dzakat, ratusan ribu wanita kita eksodus ke luar negeri, berangkat tanpa kehormatan dan martabat sebagai manusia Indonesia yang cerdas dan terdidik, tapi berangkat sebagai manusia yang pasrah.

Akankah kita terus diam, melihat para antek-antek asing bercokol merampok dan Menjual Negeri ini kepada Asing??? Jika Anda seorang Revolusioner, Nasionalis Sejati, tentu Hati kita pasti berontak, tenggorokanmu pasti tercekik melihat fakta yang terjadi pada Indonesia masa kini, pada apa yang terjadi terhadap Pemimpin Besar Revolusi kita Bung Karno. Konspirasi Imperialisme dan Neo-imperialismenya, benar-benar telah berhasil menundukkan bangsa ini, Bangsa yang dahulu bercita-cita untuk BERDIKARI, namun harus menjadi budak di negerinya sendiri.

Disini, rakyat Marhaen menunggu lahirnya seorang Pemimpin yang peduli, dan berpegang teguh pada prinsip BERDIKARI, kita rindu sosok pemimpin yang mengayomi, berintegritas, dan tak mudah diintervensi, meski harus menunggu 5 atau 10 tahun lagi, karena sosok itu sebenarnya sudah ada, dan bukan tidak mungkin sosok itu adalah Anda yang sedang membaca Artikel ini.
Salam Revolusi....saatnya untuk menuntaskan cita-cita Bangsa karena Revolusi kita Belum Selesai!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar